Jumat, 06 Desember 2013

UTS TIK Pendidikan

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Nurul Chakim
137905007






Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013



Soal
1.    Penerapan elearning di Indonesia. Apa yang menjadi kendala dan kemungkinan yang muncul. Jelaskan kendala dan kemungkinan tersebut, dan bagaimana mengatasi dan mengoptimalkan pelaksanaan elearning jika diterapkan di indonesia.
Jawab
Penerapan awal e-learning di Indonesia dimulai ketika universitas terbuka (UT) muncul (dapat diakses pada alamat http://www.ut.ac.id), saat itulah e-learning dimulai. Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Infrastruktur di bidang telekomunikasi yang menunjang penyelenggaraan e-learning tidak lagi hanya menjadi monopoli kota-kota besar, tetapi secara bertahap sudah mulai dapat dinikmati oleh mereka yang berada di kota-kota di tingkat kabupaten dan kecamatan. Artinya, masyarakat yang berada di kabupaten da kecamatan telah dapat menggunakan fasilitas internet.
Indonesiasebagai negara yang berkembang dan siap menyongsong perkembangan teknologi yang modern berbasis teknologi telah mencangkan arah penyerapan tenaga kerja dengan kompetensi tinggi agar siap dalam bertarung dalam kancah global yang dibuktikan oleh sertifikat kompetensi, yang diberikan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi kepada pebelajar/peserta didik dan masyarakat yang dinyatakan lulus setelah mengikuti uji kompetensi tertentu (pasal 61 ayat 3). Dalam mengantisipasi perkembangan global dan kemajuan teknologi komunikasi, maka pendidikan jarak jauh diakomodasikan dalam sisdiknas, sebagai paradigma baru pendidikan. Pendidikan jarak jauh tersebut dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang berfungsi untuk memeberi layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular (pasal 31 ayat 1 dan 2).
Gambar: 1
Mobil Internet Kecamatan

Mobil Internet Kecamatan 









Upaya serius indonesia ini ditunjukkan dengan adanya internet tidak lagi hanya ada di perguruan tinggi akan tetapi sudah disediakan pemerintah Indonesia untuk masyarakatnya sebagai menunjang akses informasi dan komunikasi serta proses pembelajaran. Artinya fasilitas internet ini bisa dinikmati rakyat didesa-desa sehingga masyarakat dapat mengakses informasi dan komunikasi dengan mudah dan murah. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berupaya menuntaskan pendistribusian Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan ke seluruh daerah terpencil di Indonesia. dikatakan juga dalam berita antara Senin, 02 September 2013, 21:37 WIB Kemenkominfo "Akan mempercepat distribusi Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) ke pelosok daerah terpencil Indonesia demi meningkatkan penduduk yang melek internet," kata Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Simbiring, di kutip dari REPUBLIKA.CO.ID Padang. Diperkuat juga dengan Pemanfaatan teknologi telekomunikasi untuk kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi di Indonesia semakin kondusif dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Departemen Pendidikan Nasional (SK Mendiknas) tahun 2001 yang mendorong perguruan tinggi konvensional untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh (dual mode).
Dengan adanya program ini pemerintah indonesia menyambut baik dengan menganggarkan biaya yang sangat besar demi tercapainya akses informasi dan komunikasi berbasis internet dapat terlaksana, dikutip dari kompas.com yang diterbitkan Senin, 18 Maret 2013 besaran biayanya total anggaran 2010-2014 untuk program PLIK/MPLIK mencapai sekitar Rp 3 triliun biaya yang spektakuler untuk mewujudkan internet murah untuk rakyat. Ini adalah bukti pemerintah indonesia telah serius mengupayakan terlaksananya program internet di Indonesia. Anggaran itu dibayarkan kepada enam pemenang tender proyek yakni PT Telkom, PT Multidana Rencana Prima, PT AJN Solusindo, WIN, Lintas Arta, dan Radnet. Para pemenang tender itu berkewajiban menyediakan peralatan hingga melaksanakan program tersebut. (kompas.com: Senin, 18 Maret 2013)
 Namun seiring dengan usaha serius pemerintah tersebut tidak diikuti dengan usaha SDM yang serius pula dalam pelaksanaan realisasinya. Kendala dan masalah mulai muncul  dimulai dari:
-       Proyek Berantakan, Evita Komisi I DPR RI mengatakan dalam kompas.com , pelaksanaan proyek PLIK/MPLIK sangat kacau. Berdasarkan hasil kunjungan anggota panja ke beberapa daerah, Evita mengaku, pihaknya menemukan banyak masalah. "Program ini biayanya cukup besar, programnya bagus, tapi pelaksanaannya semrawut. Artinya fungsi pengawasan yang dilakukan BP3TI gagal? Banyak alat yang ditempatkan di lokasi yang tidak seharusnya atau tidak tepat sasaran. Demikian juga dengan spesifikai alat yang tidak sesuai," juga menemukan adanya mobil untuk program MPLIK yang disalahgunakan ucap Evita.( http://nasional.kompas.com)
-           Anggaran yang dikorupsi, Kasus dugaan korupsi MPLIK mencuat setelah ditemukan ketidaksesuaian antara dokumen kontrak dan dana yang digunakan. Diduga dalam pelaksanaannya di dua wilayah, Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) dan Jawa Barat (Jabar). Di Sumsel terendus dana Rp 81 miliar, sedangkan di Jabar Rp 64 miliar. (http://www.republika.co.id)

-          SDM yang belum memadai, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tata kelola Internet Indonesia masih terabaikan terutama dalam hal regulasi pemerintah dan kesadaran pengguna, demikian disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM), hal ini juga terkait dengan sumberdaya Dosen harus dapat menggunakan peralatan, antara lain menggunakan audio, video materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran berlangsung. Menurut Koswara (2006) kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e-learning, antara lain perlu:
a. Mengerti tentang e-learning,
b. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa,
c.  Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru,
d.  Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik,
e. Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,
f. Melakukan training dan praktek secara elektronik,
g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,
h. Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para mahasiswanya.
Ketidaksiapan SDM dan keseriusan dari segala pihak baik pemerintah dan masyarakatnya diperguruan tinggi dan di sekolah kemungkinan akan muncul juga dalam Pelaksanaan e-learning diindonesia bagi sekolah swasta dan universitas penyelenggar e-learning adalah Masalah biaya operasional dan perangkat yang tidak disediakan; kaitannya dengan biaya dan operasional sekolah harus menganggarkan modal lebih dalam mengupayakan pelaksanaan fasilitas hardware dan jaringan networknya karena yang dibutuhkan dalam pelaksanaan e-learning ini Ada 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning), yaitu:
(a) kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (“jaringan” dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN). (Website eLearners.com),
(b) tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak, dan
(c) tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan (Newsletter of ODLQC, 2001).
Belum lagi dengan masalah perangkat penunjang seperti listrik  yang stabil karena kelistrikan ini akan menjadi masalah besar jika PLN sering melakukan pemadaman bergilir tanpa adanya pemberitahuan jelas ini akan merusak perangkat keras dari komputer itu sendiri jika terlalu sering padam. dan jaringan bandwith yang memadai, karena Indonesia belum punya akses yang stabil dalam masalah bandwith broadband karena dalam pelaksanaan e-learning diperlukan jaringan yang stabil.


2.    Dalam pemanfaatan elearning, interaksi yang muncul di antara peserta pembelajaran menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana mengoptimalkan aspek interaksi sehingga semua aspek interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai?
Jawab
Teknologi komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan seseorang untuk belajar mandiri dalam memahai suatu konsep. Menurut warsita (2008) dalam bukunya teknologi pembelajaran, hal ini dimungkinkan karena teknologi komputer mempunyai kemampuan untuk: a) menyimpan dan memanipulasi data alfanumerik; b) menampilkan , operasi dengan cara yang tepat; dan c) mengkombinasikan tulisan, warna, gerak (animasi), suara da video serta memuat suatu “kepintaran” yang sanggup menyajikan proses interaktif.
 Dengan demikan, Interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai jika dalam interaksi terjadi proses komunikasi aktif secara persuasive antara pembelajar dengan pebelajar secara klasikal. Bila pembelajaran berbasis pada web, maka diperlukan adanya pusat kegiatan mahasiswa, interaksi antar kelompok, administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, perpustakan digital, dan materi online. Dimana dengan menggunakan pendekatan yang terintegrasi, salah satu kegiatan dosen adalah menyeleksi dengan cermat berbagai teknologi yang akan digunakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan para mahasiswa dalam memahami materi secara efektif dan ekonomis,  dalam pembelajaran online Computer Mediated Communication (CMC) setiap bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih individu yang berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain melalui computer yang terpisah melalui internet atau sambungan jaringan. Mengggunakan perangkat lunak social. CMC tidak termasuk metode- metode yang dua computer berkomunikasi melainkan cara orang berkomunikasi melalui computer. (definisi dari Wikipedia: mediated komunikasi computer, Mei 2010)
`      Computer Mediated Communication (CMC) akan tercapai maka diperlukan Komunikasi Synchronus, diantaranya adalah : broadband yang harus diperbesar dan kualitas, Audio conferencing memiliki kerugian dalam kualitas jika lebih dari beberapa orang yang menggunakannya untuk modem standar. Video conferencing umumnya berkualitas buruk kecuali ada yang menggunakan jaringan bandwith tinggi. sehingga semua aspek interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai.(weller,2002)
Karena indonesia termasuk koneksi jaringannya kurang mendukung dalam pelaksanaan  video conference  yang menjadi media dalam pelaksanaan interaksi langsung dalam pelaksanaan e-learning, Menurut hasil laporan dari Akamai, rata-rata kecepatan Internet di Indonesia paling rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang ada di Asia Pasifik. rata-rata kecepatan Internet dikuartal 2 tahun 2012 ini hanyalah 0,8 Megabit per detik atau setara dengan 100 Kilobyte per detik. (http://www.flickr.com/photos/kompastekno)
http://farm9.staticflickr.com/8335/8102580290_e3da90907d_o.jpg








Artinya belajar dapat berpusat pada pebelajar dengan tingkat interaktifitas tinggi harus didukung dengan fasilitas jaringan yang memadai, karena inilah salah satu karakteristik dari pelaksanaan e-learning. Menurut Bambang Warsita (2008) Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut:
1)      Dapat digunakan secara acak, disamping secara linier.
2)      Dapat digunakan sesuai keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
3)      Gagasan-gagasan biasanya disampaikan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol, maupun grafis.
4)      Prinsip-prinsip kognitif biasanya diterapkan selama pengembangan.
5)      Belajar dapat berpusat pada peserta didik dengan tingkat interaktifitas tinggi.

3.   Mengapa pendidikan perlu mempertimbangkan elearning? Bagaimana dengan ilmuan teknologi pendidikan menyikapi hal ini?
Jawab
Teknologi berbasis komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan belajar dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor (Seels & Richey, 2000:42) artinya teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pebelajar (siswa) melalui tayangan dilayar monitor. Aplikasinya dalam pembelajaran seperti Computer based Intruction (CBI), Computer Assisted Intruction (CAI), atau ComputerM anaged Instruction (CMI), Instructional Aplication of Computers (IAC), Instructional Assisted Learning (IAL). Yang biasa disebut ICT
Dengan demikian, teknologi komputer memiliki sejumlah potensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, yaitu: a) memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan materi pembelajaran; b) proses  belajar dapat berlangsung secara individu sesuai kemampuan dan keepatan belajar peserta didik; c) mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik; d) dapat memberikan umpan balik terhadap respons peserta didik dengan segera; dan e) mampu menciptakan proses belajar yang berkesinambungan.(warsita, 2008:34) kutipan warsita diatas menunjukkan potensi e-learning sangat positif dalam proses pembelajaran ini adalah sebuah terobosan yang spektakuler dalam teknologi pendidikan dimana ada pengalaman baru bagi peserta didik yang dpat memungkinkan ntuk terlaksananya proses pembelajaran mandiri berbasis needs pebelajar. Selain itu seperti dikutip chaeruman dalam warsita (2008) pembelajaran berbantuan komputer atau e-learning memungkinkan proses belajar sebagai berikut:
a)      Aktif yaitu peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam belajar yang menarik dan bermakna.
b)   Konstruktif yaitu peserta didik dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang dimiliki sebelumnya untuk memahami suatu makna.
c)      Kolaboratif yaitu peserta didik dapat saling bekerja sama dalam suatu kelompok untuk berbagi ide, saran, atau pengalaman, dan memberi masukan pada anggota kelompok lainnya.
d)     Antusias yaitu peserta didik dapat secara aktif dan antusias atau bersemangat untuk mencapai standar kompetensi yag telah ditetapkan.
e)      Dialogis yaitu peserta didik melalui proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana peserta didik memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik didalam maupun diluar sekolah.
f)       Kontekstual yaitu situasi belajar peserta didik diarahkan pada proses belajar yang bermakna melalui pendekatan “problem-based atau case based learning” yaitu diarahkan pada upaya untuk memecahkan suatu permasalahan.
g)      Reflektif yaitu peerta didik dapat menyadari apa yan telah dipelajarinya serta merenungkan apa yang dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri (Jonassen (1995), Norton et. al(2001)
h)      Multisensory yaitu pembelajaran dapa disampaikan kepada peserta didik melalui berbagai modalitas belajar (multisensory) atau melalui berbagai panca indera, baik audio, visual, maupun kinestetik (dePorter et. al., 2000)
i)   High order thinking skills training yaitu untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan dan lain-lain.) serta untuk meningkatkan ICT dn media library (fryer, 2001)

Masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga dan kompetitif. (Koswara, E. 2005). Dengan menggunakan e-learning peserta conference tidak terbatas pada batas referensi buku saja karena dengan web browsing peserta dapat berselancar bebas mencari data dan sumber dari fakta penelitian dan konsep yang diinginkan. Sehingga pembelajaran lebih tekankan pada kemandirian peserta e-learning dan model yang diinginkan pebelajar/ peserta didik sehingga dapat menghasilkan output SDM yang berkualitas dan kompetitif. hal inilah yang harus menjadi pertimbangan bagi teknolog pendidikan kedepan.

4. Pemanfaatan elearning ditengarai akan menyebabkan perilaku penyendiri tidak mau bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya. Bagaimana upaya teknolog pembelajaran dalam mengatasi kemungkinan tersebut?
Jawab
Fungsi dan manfaat pembelajaran berbasis web atau yang kita kenal dengan e-learning memang banyak terdapat kenggulan. Kruse (dalam Rusman, 2009:117) dalam salah satu tulisannya yang berjudul “ using the web for learning” yang dimuat dalam situs www.elearningguru.com mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis web seringkali memiliki manfaat yang banyak bagi peserta didiknya. Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis web bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan, memiliki unsur interaktifitas yang tinggi, menyebabkan peserta didik mengingat lebih banyak materi pembelajaran, serta mengurangi biaya-biaya operasional yang biasanya dikeluarkan sendiri oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
Disamping beberapa keunggulan tersebut, pembelajaran berbasis web juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya interaksi langsung antara siswa dan guru yang disebabkan oleh banyak faktor teknis. Menyikapi hal tersebut sebagai teknolog pendidikan agar lebih menekankan bahwa dalam pembelajaran berbasis web atau e-learning sebelum dilaksanakan yang pertama harus dilakukan adalah memilih metode pembelajaran berbasis web yang sesuai agar kelemahan dalam pelaksanaan e-learning dapat diminimalisir.
Terdapat berbagai macam pembagian pembelajaran berbasis web. Driscoll dalam (hutagalung, 2009:26) dalam warsito (2008) dalam bukunya Web-Based Training; Creating e-Learning Experience, membagi pembelajaran berbasis web menjadi empat jenis. Ada dua langkah yang harus dilakukan untuk menentukan metode pembelajaran berbasis web jenis apa yang cocok digunakan dalam suatu kondisi pembelajaran.
Langkah pertama adalah menentukan terlebih dahulu tipe pembelajaran yang akan disampaikan, yaitu menganalisis kebutuhan untuk mementukan ranah mana yang akan disentuh (kognitif, afektif atau psikomotorik). Langkah kedua adalah pemilihan proses pembelajaran, yaitu memilih tipe pembelajaran berbasis web yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk mulai memilih tipe yang tepat ini pertama adalah menentukan ranah pembelajaan mana yang paling merepresantasikan tujuan kognitif, afektif atau psikomotik jika ranah tujuannya adalah kognitif,maka tentukan tingkat kemampuan kognitif (permasalahan belajar menyesuaikan dengan kemampuan pebelajar).
Pembagian ini dilakukan berdasarkan pertanyaan yang memperjelas kebutuhan pembelajaran, yyang akan dibuat yaitu:
a.       Apakah tujuan pembelajaran terukur?
b.      Apakah pembeajaran ditujukan untuk individual, atau dalam tim, kelompok atau berpasangan?
c.       Apakah ada satu solusi pasti pada permasalahan yang dihadapi?
d.      Akankah pengalaman pebelajar menjadi salah satu sumber belajar dalam program?
e.       Apakah pebelajar perlu berinteraksi antara satu dengan lainnya?
       Jadi pada akhirnya perilaku penyendiri tidak mau bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya tidak dari akibat pelaksanaan e-learning selama pelaksanaan e-learning dilaksanakan berdasarkan ranah pembelajaran dan tujuan dari pembelajaran yang akan disampaikan dengan memilih metode yang tepat.



Daftar Pustaka
Anglin, Gary J. 1995. Instructional Teknology, Pat, Present and future. Second edition. Englewood-colorado: Libraries unimited, INC
Charles Juwah, Open and Flexible Learning Series. Interaction in on line Educations. Series editors:  Fred Lockwood, A. W. (Tony) Bates and Som Naidu Open and Flexible Learning Series Series editors: Fred Lockwood, A. W. (Tony) Bates and Som Naidu Simultaneously published in the USA and Canada by Routledge
Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran.
Rusman, Dr. M.Pd : 2009, Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Penerbit Alfabeta, Bandung
Koswara, E. 2005. Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-learning : Peluang dan Tantangan. Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ITB, 3-4 Mei 2005 (Newsletter of ODLQC, 2001).
Seels, Barbra B. & Richey, Rrita C. 2000 Instructional Technology, The definition and Domain of the Field. Terjemahan Dewi S Prawiradilaga, R. Raharjo, Yusuf Hadi Miarso, Jakarta: IPTPI & LPTK
Warsita Bambang, Drs. M.Pd, 2008, Teknologi  Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Penerbit Rhineka Cipta. Jakarta

Dari internet


Tidak ada komentar:

Posting Komentar