Nurul Chakim
137905007
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013
Soal
1.
Penerapan
elearning di Indonesia. Apa yang menjadi kendala dan kemungkinan yang muncul.
Jelaskan kendala dan kemungkinan tersebut, dan bagaimana mengatasi dan
mengoptimalkan pelaksanaan elearning jika diterapkan di indonesia.
Jawab
Penerapan awal e-learning di
Indonesia dimulai ketika universitas terbuka (UT) muncul (dapat diakses pada
alamat http://www.ut.ac.id),
saat itulah e-learning dimulai. Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning
sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan dan
pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi
komunikasi dan informasi. Infrastruktur di bidang telekomunikasi yang menunjang
penyelenggaraan e-learning tidak lagi hanya menjadi monopoli kota-kota besar,
tetapi secara bertahap sudah mulai dapat dinikmati oleh mereka yang berada di
kota-kota di tingkat kabupaten dan kecamatan. Artinya, masyarakat yang berada di kabupaten da kecamatan telah dapat menggunakan fasilitas
internet.
Indonesiasebagai negara yang
berkembang dan siap menyongsong perkembangan teknologi yang modern berbasis
teknologi telah mencangkan arah penyerapan tenaga kerja dengan kompetensi tinggi
agar siap dalam bertarung dalam kancah global yang dibuktikan oleh sertifikat
kompetensi, yang diberikan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang
terakreditasi atau lembaga sertifikasi kepada pebelajar/peserta didik dan
masyarakat yang dinyatakan lulus setelah mengikuti uji kompetensi tertentu
(pasal 61 ayat 3). Dalam mengantisipasi perkembangan global dan kemajuan
teknologi komunikasi, maka pendidikan jarak jauh diakomodasikan dalam
sisdiknas, sebagai paradigma baru pendidikan. Pendidikan jarak jauh tersebut
dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang
berfungsi untuk memeberi layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang
tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular (pasal 31 ayat
1 dan 2).
Gambar: 1
Mobil Internet Kecamatan
Upaya serius indonesia ini ditunjukkan dengan
adanya internet tidak lagi hanya ada di perguruan tinggi akan tetapi sudah
disediakan pemerintah Indonesia untuk masyarakatnya sebagai menunjang akses
informasi dan komunikasi serta proses pembelajaran. Artinya fasilitas internet
ini bisa dinikmati rakyat didesa-desa sehingga masyarakat dapat mengakses
informasi dan komunikasi dengan mudah dan murah. Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berupaya menuntaskan pendistribusian
Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan ke seluruh daerah terpencil di
Indonesia. dikatakan juga dalam berita antara Senin, 02 September 2013, 21:37 WIB Kemenkominfo "Akan mempercepat distribusi Mobil Pusat
Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) ke pelosok daerah terpencil Indonesia demi
meningkatkan penduduk yang melek internet," kata Menteri Komunikasi dan
Informasi, Tifatul Simbiring, di kutip dari REPUBLIKA.CO.ID Padang. Diperkuat juga dengan Pemanfaatan teknologi telekomunikasi
untuk kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi di Indonesia semakin kondusif
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Departemen Pendidikan Nasional
(SK Mendiknas) tahun 2001 yang mendorong perguruan tinggi konvensional untuk
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh (dual mode).
Dengan adanya program ini
pemerintah indonesia menyambut baik dengan menganggarkan biaya yang sangat
besar demi tercapainya akses informasi dan komunikasi berbasis internet dapat
terlaksana, dikutip dari kompas.com yang diterbitkan Senin, 18 Maret 2013 besaran biayanya total anggaran 2010-2014 untuk program
PLIK/MPLIK mencapai sekitar Rp 3 triliun biaya yang spektakuler untuk mewujudkan
internet murah untuk rakyat. Ini adalah bukti pemerintah indonesia telah serius
mengupayakan terlaksananya program internet di Indonesia. Anggaran itu dibayarkan
kepada enam pemenang tender proyek yakni PT Telkom, PT Multidana Rencana Prima,
PT AJN Solusindo, WIN, Lintas Arta, dan Radnet. Para pemenang tender itu
berkewajiban menyediakan peralatan hingga melaksanakan program tersebut. (kompas.com: Senin, 18 Maret 2013)
Namun seiring dengan usaha serius pemerintah tersebut
tidak diikuti dengan usaha SDM yang serius pula dalam pelaksanaan realisasinya.
Kendala dan masalah mulai muncul dimulai
dari:
-
Proyek Berantakan, Evita
Komisi I DPR RI mengatakan
dalam kompas.com , pelaksanaan proyek PLIK/MPLIK sangat kacau. Berdasarkan
hasil kunjungan anggota panja ke beberapa daerah, Evita mengaku, pihaknya
menemukan banyak masalah. "Program ini biayanya cukup besar, programnya
bagus, tapi pelaksanaannya semrawut. Artinya fungsi pengawasan yang dilakukan
BP3TI gagal? Banyak alat yang ditempatkan di lokasi yang tidak seharusnya atau
tidak tepat sasaran. Demikian juga dengan spesifikai alat yang tidak
sesuai," juga
menemukan adanya mobil untuk program MPLIK yang disalahgunakan
ucap Evita.( http://nasional.kompas.com)
-
Anggaran yang dikorupsi, Kasus dugaan
korupsi MPLIK mencuat setelah ditemukan ketidaksesuaian antara dokumen kontrak
dan dana yang digunakan. Diduga dalam pelaksanaannya di dua wilayah, Provinsi
Sumatra Selatan (Sumsel) dan Jawa Barat (Jabar). Di Sumsel terendus dana Rp 81
miliar, sedangkan di Jabar Rp 64 miliar. (http://www.republika.co.id)
- SDM yang belum memadai, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tata kelola Internet Indonesia masih terabaikan terutama dalam hal regulasi pemerintah dan kesadaran pengguna, demikian disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM), hal ini juga terkait dengan sumberdaya Dosen harus dapat menggunakan peralatan, antara lain menggunakan audio, video materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran berlangsung. Menurut Koswara (2006) kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e-learning, antara lain perlu:
a. Mengerti tentang e-learning,
b. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa,
c. Mendesain dan mengembangkan materi
kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru,
d. Mengadaptasi strategi mengajar untuk
menyampaikan materi secara elektronik,
e. Mengorganisir materi dalam format
yang mudah untuk dipelajari,
f. Melakukan training dan praktek
secara elektronik,
g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,
h. Mengevaluasi keberhasilan
pembelajaran, attitude dan persepsi para mahasiswanya.
Ketidaksiapan SDM dan keseriusan dari
segala pihak baik pemerintah dan masyarakatnya diperguruan tinggi dan di
sekolah kemungkinan akan muncul juga dalam Pelaksanaan e-learning diindonesia bagi sekolah
swasta dan universitas penyelenggar e-learning adalah Masalah biaya operasional
dan perangkat yang tidak disediakan; kaitannya dengan biaya dan operasional sekolah
harus menganggarkan modal lebih dalam mengupayakan pelaksanaan fasilitas hardware
dan jaringan networknya karena yang dibutuhkan dalam pelaksanaan e-learning ini
Ada 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan
kegiatan belajar elektronik (e-learning), yaitu:
(a) kegiatan pembelajaran dilakukan melalui
pemanfaatan jaringan (“jaringan” dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan
internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN). (Website eLearners.com),
(b) tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak, dan
(c) tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat
membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan (Newsletter of ODLQC,
2001).
Belum lagi dengan masalah perangkat penunjang
seperti listrik yang stabil karena
kelistrikan ini akan menjadi masalah besar jika PLN sering melakukan pemadaman
bergilir tanpa adanya pemberitahuan jelas ini akan merusak perangkat keras dari komputer
itu sendiri jika terlalu sering padam. dan jaringan bandwith yang memadai,
karena Indonesia belum punya akses yang stabil dalam masalah bandwith broadband
karena dalam pelaksanaan e-learning diperlukan jaringan yang stabil.
2.
Dalam
pemanfaatan elearning, interaksi yang muncul di antara peserta pembelajaran
menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana mengoptimalkan aspek interaksi sehingga
semua aspek interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai?
Jawab
Teknologi
komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan seseorang untuk
belajar mandiri dalam memahai suatu konsep. Menurut warsita (2008) dalam
bukunya teknologi pembelajaran, hal ini dimungkinkan karena teknologi komputer
mempunyai kemampuan untuk: a) menyimpan dan memanipulasi data alfanumerik; b) menampilkan , operasi dengan cara yang tepat; dan c)
mengkombinasikan tulisan, warna, gerak (animasi), suara da video serta memuat
suatu “kepintaran” yang sanggup menyajikan proses interaktif.
Dengan demikan, Interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai jika dalam interaksi
terjadi proses komunikasi aktif secara persuasive antara pembelajar dengan
pebelajar secara klasikal. Bila
pembelajaran berbasis pada web, maka diperlukan adanya pusat kegiatan
mahasiswa, interaksi antar kelompok, administrasi penunjang sistem, pendalaman
materi, ujian, perpustakan digital, dan materi online. Dimana dengan menggunakan pendekatan yang terintegrasi, salah
satu kegiatan dosen adalah menyeleksi dengan cermat berbagai teknologi yang
akan digunakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan para mahasiswa dalam memahami
materi secara efektif dan ekonomis, dalam pembelajaran online Computer Mediated
Communication (CMC) setiap bentuk komunikasi antara dua
orang atau lebih individu yang berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain
melalui computer yang terpisah melalui internet atau sambungan jaringan.
Mengggunakan perangkat lunak social. CMC tidak termasuk metode- metode yang dua
computer berkomunikasi melainkan cara orang
berkomunikasi melalui computer. (definisi dari Wikipedia: mediated komunikasi
computer, Mei 2010)
` Computer
Mediated Communication (CMC) akan tercapai maka diperlukan Komunikasi
Synchronus, diantaranya adalah : broadband yang harus
diperbesar dan kualitas, Audio
conferencing memiliki kerugian dalam kualitas jika lebih dari beberapa orang
yang menggunakannya untuk modem standar. Video conferencing umumnya berkualitas
buruk kecuali ada yang menggunakan jaringan bandwith tinggi. sehingga semua aspek
interaktivitas pada pembelajaran tatap muka (face-to-face) dapat tercapai.(weller,2002)
Karena
indonesia termasuk koneksi jaringannya kurang mendukung dalam pelaksanaan video conference yang menjadi media dalam pelaksanaan interaksi
langsung dalam
pelaksanaan e-learning, Menurut hasil laporan dari Akamai, rata-rata kecepatan
Internet di Indonesia paling rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara
lain yang ada di Asia Pasifik. rata-rata kecepatan Internet dikuartal 2
tahun 2012 ini hanyalah 0,8 Megabit per detik atau setara dengan 100 Kilobyte
per detik. (http://www.flickr.com/photos/kompastekno)
Artinya belajar dapat berpusat pada pebelajar dengan tingkat interaktifitas tinggi harus didukung dengan fasilitas jaringan yang memadai, karena inilah salah satu karakteristik dari pelaksanaan e-learning. Menurut Bambang Warsita (2008) Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut:
1)
Dapat digunakan
secara acak, disamping secara linier.
2)
Dapat
digunakan sesuai keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti yang
dirancang oleh pengembangnya.
3)
Gagasan-gagasan
biasanya disampaikan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol, maupun
grafis.
4)
Prinsip-prinsip
kognitif biasanya diterapkan selama pengembangan.
5)
Belajar
dapat berpusat pada peserta didik dengan tingkat interaktifitas tinggi.
3. Mengapa pendidikan perlu mempertimbangkan
elearning? Bagaimana dengan ilmuan teknologi pendidikan menyikapi hal ini?
Jawab
Teknologi
berbasis komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan
belajar dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor (Seels &
Richey, 2000:42) artinya teknologi berbasis komputer menampilkan informasi
kepada pebelajar (siswa) melalui tayangan dilayar monitor. Aplikasinya dalam
pembelajaran seperti Computer based
Intruction (CBI), Computer Assisted
Intruction (CAI), atau ComputerM anaged
Instruction (CMI), Instructional
Aplication of Computers (IAC), Instructional
Assisted Learning (IAL). Yang biasa disebut ICT
Dengan demikian,
teknologi komputer memiliki sejumlah potensi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, yaitu: a) memungkinkan terjadinya
interaksi langsung antara peserta didik dengan materi pembelajaran; b) proses belajar dapat berlangsung secara individu
sesuai kemampuan dan keepatan belajar peserta didik; c) mampu meningkatkan
minat dan motivasi belajar peserta didik; d) dapat memberikan umpan balik
terhadap respons peserta didik dengan segera; dan e) mampu menciptakan proses
belajar yang berkesinambungan.(warsita, 2008:34) kutipan warsita diatas
menunjukkan potensi e-learning sangat positif dalam proses pembelajaran ini
adalah sebuah terobosan yang spektakuler dalam teknologi pendidikan dimana ada
pengalaman baru bagi peserta didik yang dpat memungkinkan ntuk terlaksananya
proses pembelajaran mandiri berbasis needs pebelajar. Selain itu seperti
dikutip chaeruman dalam warsita (2008) pembelajaran berbantuan komputer atau
e-learning memungkinkan proses belajar sebagai berikut:
a) Aktif yaitu peserta
didik dapat terlibat secara aktif dalam belajar yang menarik dan bermakna.
b) Konstruktif yaitu
peserta didik dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya untuk memahami suatu makna.
c) Kolaboratif yaitu
peserta didik dapat saling bekerja sama dalam suatu kelompok untuk berbagi ide,
saran, atau pengalaman, dan memberi masukan pada anggota kelompok lainnya.
d) Antusias yaitu peserta
didik dapat secara aktif dan antusias atau bersemangat untuk mencapai standar
kompetensi yag telah ditetapkan.
e) Dialogis yaitu peserta
didik melalui proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan
dialogis dimana peserta didik memperoleh keuntungan dari proses komunikasi
tersebut baik didalam maupun diluar sekolah.
f) Kontekstual yaitu
situasi belajar peserta didik diarahkan pada proses belajar yang bermakna
melalui pendekatan “problem-based atau
case based learning” yaitu diarahkan pada upaya untuk memecahkan suatu
permasalahan.
g) Reflektif yaitu peerta
didik dapat menyadari apa yan telah dipelajarinya serta merenungkan apa yang
dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri (Jonassen (1995),
Norton et. al(2001)
h) Multisensory yaitu
pembelajaran dapa disampaikan kepada peserta didik melalui berbagai modalitas
belajar (multisensory) atau melalui berbagai panca indera, baik audio, visual,
maupun kinestetik (dePorter et. al., 2000)
i) High order thinking skills training yaitu untuk melatih kemampuan
berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan dan
lain-lain.) serta untuk meningkatkan ICT dn media library (fryer, 2001)
Masuknya
pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan
dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja
“saat itu juga dan kompetitif. (Koswara, E. 2005). Dengan menggunakan
e-learning peserta conference tidak terbatas pada batas referensi buku saja
karena dengan web browsing peserta dapat berselancar bebas mencari data dan
sumber dari fakta penelitian dan konsep yang diinginkan. Sehingga pembelajaran
lebih tekankan pada kemandirian peserta e-learning dan model yang diinginkan pebelajar/
peserta didik sehingga dapat menghasilkan output SDM yang berkualitas dan
kompetitif. hal inilah yang harus menjadi pertimbangan bagi teknolog pendidikan
kedepan.
4. Pemanfaatan elearning ditengarai akan menyebabkan
perilaku penyendiri tidak mau bersosialisasi dengan orang lain di
lingkungannya. Bagaimana upaya teknolog pembelajaran dalam mengatasi
kemungkinan tersebut?
Jawab
Fungsi dan
manfaat pembelajaran berbasis web atau yang kita kenal dengan e-learning memang
banyak terdapat kenggulan. Kruse (dalam Rusman, 2009:117) dalam salah satu
tulisannya yang berjudul “ using the web
for learning” yang dimuat dalam situs www.elearningguru.com
mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis web seringkali memiliki manfaat yang
banyak bagi peserta didiknya. Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka
pembelajaran berbasis web bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan, memiliki
unsur interaktifitas yang tinggi, menyebabkan peserta didik mengingat lebih
banyak materi pembelajaran, serta mengurangi biaya-biaya operasional yang
biasanya dikeluarkan sendiri oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
Disamping
beberapa keunggulan tersebut, pembelajaran berbasis web juga memiliki
kelemahan, yaitu kurangnya interaksi langsung antara siswa dan guru yang
disebabkan oleh banyak faktor teknis. Menyikapi hal tersebut sebagai teknolog
pendidikan agar lebih menekankan bahwa dalam pembelajaran berbasis web atau
e-learning sebelum dilaksanakan yang pertama harus dilakukan adalah memilih
metode pembelajaran berbasis web yang sesuai agar kelemahan dalam pelaksanaan
e-learning dapat diminimalisir.
Terdapat berbagai
macam pembagian pembelajaran berbasis web. Driscoll dalam (hutagalung, 2009:26)
dalam warsito (2008) dalam bukunya Web-Based
Training; Creating e-Learning Experience, membagi pembelajaran berbasis web
menjadi empat jenis. Ada dua langkah yang harus dilakukan untuk menentukan
metode pembelajaran berbasis web jenis apa yang cocok digunakan dalam suatu
kondisi pembelajaran.
Langkah pertama
adalah menentukan terlebih dahulu tipe pembelajaran yang akan disampaikan,
yaitu menganalisis kebutuhan untuk mementukan ranah mana yang akan disentuh (kognitif,
afektif atau psikomotorik). Langkah kedua adalah pemilihan proses pembelajaran,
yaitu memilih tipe pembelajaran berbasis web yang tepat sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Untuk mulai memilih tipe yang tepat ini pertama adalah
menentukan ranah pembelajaan mana yang paling merepresantasikan tujuan
kognitif, afektif atau psikomotik jika ranah tujuannya adalah kognitif,maka
tentukan tingkat kemampuan kognitif (permasalahan belajar menyesuaikan dengan
kemampuan pebelajar).
Pembagian
ini dilakukan berdasarkan pertanyaan yang memperjelas kebutuhan pembelajaran,
yyang akan dibuat yaitu:
a. Apakah tujuan pembelajaran
terukur?
b. Apakah pembeajaran
ditujukan untuk individual, atau dalam tim, kelompok atau berpasangan?
c. Apakah ada satu solusi
pasti pada permasalahan yang dihadapi?
d. Akankah pengalaman
pebelajar menjadi salah satu sumber belajar dalam program?
e. Apakah pebelajar perlu
berinteraksi antara satu dengan lainnya?
Jadi pada akhirnya perilaku penyendiri
tidak mau bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya tidak dari akibat
pelaksanaan e-learning selama pelaksanaan e-learning dilaksanakan berdasarkan
ranah pembelajaran dan tujuan dari pembelajaran yang akan disampaikan dengan
memilih metode yang tepat.
Daftar Pustaka
Anglin,
Gary J. 1995. Instructional Teknology,
Pat, Present and future. Second edition. Englewood-colorado: Libraries
unimited, INC
Charles
Juwah, Open and Flexible Learning Series. Interaction
in on line Educations. Series editors: Fred Lockwood, A. W. (Tony) Bates and Som
Naidu Open and Flexible Learning Series Series editors: Fred Lockwood, A. W.
(Tony) Bates and Som Naidu Simultaneously published in the USA and Canada by
Routledge
Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan
Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai
Media Pembelajaran.
Rusman,
Dr. M.Pd : 2009, Belajar Dan Pembelajaran
Berbasis Komputer, Penerbit Alfabeta, Bandung
Koswara, E. 2005.
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-learning : Peluang dan Tantangan. Prosiding
Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ITB, 3-4
Mei 2005 (Newsletter of ODLQC, 2001).
Seels,
Barbra B. & Richey, Rrita C. 2000 Instructional Technology, The definition
and Domain of the Field. Terjemahan Dewi S Prawiradilaga, R. Raharjo, Yusuf
Hadi Miarso, Jakarta: IPTPI & LPTK
Warsita
Bambang, Drs. M.Pd, 2008, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Penerbit
Rhineka Cipta. Jakarta
Dari internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar